Ban Mobil Listrik, Pahami Bedanya dengan Ban Konvensional

Posted on

Mobil listrik semakin menjadi pilihan utama masyarakat modern berkat keunggulannya dalam hal efisiensi energi dan ramah lingkungan. Dengan desain futuristik, suara mesin senyap, dan emisi nol, kendaraan listrik (EV) menjanjikan pengalaman berkendara lebih menyenangkan. Namun, banyak orang belum menyadari bahwa ban mobil listrik ternyata tidak bisa disamakan dengan kendaraan biasa.

Ban Mobil Listrik
Istock

Segala Hal yang Perlu Dipahami dari Ban Mobil Listrik

Meski secara visual tampak mirip, ban untuk kendaraan elektrifikasi memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Perbedaan tersebut muncul karena cara kerja serta spesifikasi teknis kendaraan listrik terbilang unik dari tipe konvensional.

Oleh sebab itu, penting bagi pemilik mobil listrik untuk memahami hal-hal khusus terkait ban. Sehingga nantinya performa kendaraan tetap optimal, aman dan efisien. Berikut sejumlah spesifikasi khususnya.

1. Bobot Kendaraan Lebih Berat

Alasan utama mengapa ban kendaraan listrik harus berbeda adalah karena faktor bobot. Di mana biasanya, mobil listrik cenderung lebih berat. Ini mengingat mereka membawa baterai berukuran besar. Sebagai contoh, mobil listrik sekelas sedan bisa memiliki bobot hingga 300-500 kg. Jauh lebih berat dari versi bensin-nya.

Hal itu menuntut ban yang mampu menopang beban besar secara konstan. Ban mobil listrik dirancang dengan struktur internal lebih kokoh serta sidewall (dinding ban) mumpuni. Hasilnya dapat menahan tekanan di atasnya tanpa mengorbankan kenyamanan berkendara.

2. Torsi yang Menguras Ban

Selanjutnya, kendaraan elektrifikasi populer memiliki akselerasi instan berkat torsi yang langsung tersedia sejak pedal tertekan. Meskipun menyenangkan bagi pengemudi, torsi instan ini memberi tekanan besar pada ban. Apalagi pada saat awal melaju dan ketika pengereman.

Karena itulah pembuatan ban mobil mengandalkan kompon (campuran karet) yang lebih tahan aus. Tentunya dengan desain tapak (pola ban) yang mendukung traksi kuat. Sehingga mampu mengimbangi karakter performa EV yang cenderung agresif.

3. Rolling Resistance yang Lebih Rendah

Efisiensi energi adalah kunci utama dalam mobil listrik. Untuk itu, ban EV dikembangkan dengan rolling resistance yang rendah, yakni hambatan saat ban bergulir. Semakin kecil hambatannya, konsumsi energinya kian hemat. Selain itu, semakin jauh juga jarak tempuh yang bisa kendaraan capai.

4. Kebisingan Harus Teredam

Mesin mobil listrik bekerja sangat senyap. Namun, hal ini justru membuat kebisingan dari ban terdengar di dalam kabin. Sehingga, produsen ban mobil listrik akan berfokus pada pengurangan suara melalui berbagai inovasi. Misalnya saja pola tapak yang lebih halus atau teknologi foam silencer di bagian dalam ban. Hasilnya, meskipun mobil melaju di kecepatan tinggi, suara dari gesekan ban terhadap jalan bisa terminimalisir.

Merek-Merek Ban Khusus Kendaraan Listrik

Beberapa produsen ban ternama di dunia telah merancang seri khusus untuk mobil listrik. Berikut beberapa merek dan model yang menonjol:

1. Michelin e.Primacy & Pilot Sport EV

Michelin adalah pionir dalam pengembangan ban mobil listrik. Bahkan, produk Michelin e.Primacy & Pilot Sport EV menjadi ban bawaan dari mobil listrik Hyundai Ioniq 5.

Dalam review di channel YouTube Ottoban Indonesia, tapak Michelin e.Primacy & Pilot Sport EV punya rongga besar. Ini menguntungkan jika ada kerikil yang terjepit akan mudah terlepas. e.Primacy memang dirancang untuk efisiensi maksimal, cocok untuk mobil listrik harian, dengan rolling resistance sangat rendah.

Teknologi peredam suaranya juga sangat canggih, mengingat di dalam ban terpasang busa tebal sebagai peredam kebisingan. Adapun harganya mulai dari Rp 6 jutaan.

2. Bridgestone Turanza EV

Seri Turanza EV dari ban Bridgestone menggunakan teknologi Enliten dan QuietTrack. Hal yang memungkinkan ban lebih ringan, senyap dan efisien. Cocok untuk mobil listrik tipe sedan atau SUV dengan prioritas kenyamanan dan jarak tempuh.

3. Goodyear ElectricDrive

Selanjutnya, Goodyear menghadirkan ElectricDrive untuk pasar mobil listrik. Khususnya dengan fokus pada daya tahan dan desain pola tapak yang mendukung distribusi beban. Ban ini tersedia dalam berbagai ukuran yang cocok untuk mobil listrik populer seperti Tesla Model Y. Untuk produk ini dibanderol dengan harga Rp 3 jutaan.

Secara keseluruhan, seiring berkembangnya teknologi mobil listrik, komponen pendukung seperti ban juga terus berinovasi. Memahami perbedaan antara ban konvensional dan ban mobil listrik bukan hanya soal teknis. Lebih dari itu, ini merupakan investasi jangka panjang dalam hal keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi energi.